Kualitas yang Dibalut dalam Satu Kata: Tekad

Kualitas yang Dibalut dalam Satu Kata: Tekad

Melakoni hobi yang sama sejak belia bukan suatu proses instan. Bagaimanapun juga naluri manusia untuk selalu mencoba hal baru, termasuk hobi, adalah hasrat yang dimiliki hampir semua orang. Nyatanya, tidak semua hal bisa direnggut oleh sifat ketamakan itu. Bagi Hana, menyanyi sudah menjadi bagian penting dalam catatan hidupnya. Goresan pertama yang ia ukir ketikan di masa Sekolah Dasar dulu mengikuti perlombaan menyanyi di ajang semarak ramadhan. Catatan positif ini tentu penting sebagai pintu masuk pencapaian-pencapaian berikutnya. Tidak heran, bakat yang sama ia tunjukkan di masa Sekolah Menengah Pertama ikut berpartisipasi dalam lomba tarik suara. Ditambah lagi saat itu Hana sudah pindah ke ibu kota negara sehingga peluang yang dia dapat lebih banyak.

Dalam dunia musik, wanita kelahiran Bandung 20 tahun yang lalu itu tidak hanya menyukai satu genre musik saja. Baginya, dia hidup berkarya dengan semua genre musik yang ia kenal setiap waktunya. “sebab saya menyukai musik bukan satu genre musik,” Tukas Hana ketika ditanyai perihal genre musik. Lika-liku perjalanan seorang penyanyi seperti Hana di Jogja sebetulnya tidak mulus-mulus amat. Dia harus bersaing dengan ratusan penyanyi lain demi tetap mendapat tempat manggung. Berbagai jenis panggung pun sudah dinaiki oleh wanita kelahiran Bandung ini, termasuk panggung pinggir jalan. Ya, demi tetap mengasah bakat sekaligus mengumpulkan pundi-pundi rupiah, wanita yang bernama panjang Raihana Fauziah ini bersama kelompoknya seringkali manggung di pinggir jalan. Pengalaman-pengalaman berharga semacam ini membawa Hana pada sebuah kesadaran bahwa menjadi pribadi yang berkualitas hanya bisa didapat dari perjuangan yang tak kenal menyerah.

Foto : instagram.com/raihanafauziah

Bertumbuh dan dibesarkan sebagai anak terakhir dari dua bersaudara, membentuk karakter seorang Hana menjadi lebih kuat serta prinsipil. Dalam perjalanan waktu, perempuan kelahiran 25 November ini harus menerima kenyataan bahwa dia melanjutkan hidup dengan kedua orang tua yang memilih berpisah. Suatu kondisi yang tidak mudah diterima oleh anak manapun namun Hana dibentuk oleh situasi berat seperti itu.

Perpisahan orang tua tak lantas menghancurkan mimpi-mimpi yang telah ia bangun dalam kehidupannya. Baginya, perpisahan itu bukan suatu keterpurukan melainkan suatu dorongan untuk bangkit. Malah di masa-masa itu dia justru menampilkan pencapaian terbaiknya seperti mengikuti Audisi Indonesian Idol. Beberapa tahun berselang Hana dan timnya menduduki peringkat satu lomba band se-pulau Lombok. Dua tahun berselang yakni 2021 prestasi individunya semakin menjulang naik setelah memenangi lomba Jingle Nasional dan Musikalisasi Puisi Tingkat Provinsi NTB. Terakhir, sekaligus yang paling mengesankan bagi perempuan yang mengidolakan Selena Gomez ini adalah masuk Program Studi Ilmu Komunikasi UNY lewat jalur SNMPTN.

Hal yang mungkin berubah dari seorang Hana adalah cita-citanya. Di awal masa mengenal tentang tujuan hidup, pramugari merupakan satu-satunya nama yang ingin orang lain panggil untuknya di masa depan. Cita-cita besar itu seketika luntur setelah mengetahui postur tubuh Hana tidak memenangkan kriteria. Perempuan ambisius ini lantas tidak menyayangkan kegagalan akibat kondisi alamiah seperti ini.

Foto : instagram.com/raihanafauziah

Dia pun beralih cita-cita menjadi seorang psikiater. Keinginan ini bertahan lama sampai dia menyelesaikan Sekolah Menengah Atas. Lagi-lagi, kengingan ini kandas sebab entah mengapa berubah pikiran untuk meninggalkan cita-citanya itu. Dari pramugari hingga sekarang mahasiswa Ilmu Komunikasi mengisyaratkan bahwa Hana memiliki tekad yang kuat untuk menjadi pribadi berkualitas.

Dengan motto yang selalu ia pegang setiap hari “Be yourself and Love yourself,” memperlihatkan sisi terdalam dari dirinya bahwa hidup dan berkaryalah dulu untuk dirimu sendiri sisanya terbarkan kepada orang-orang di sekitarmu. Untuk itu dia selalu berpesan kepada siapa saja yang hidup sebagai perantau agar berani keluar dari zona nyamannya. “Karena hanya dengan begitu, kau bisa lebih mengenal sesuatu yang jauh di luar jangkauanmu,” Kata Hana mengakhiri.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNY

Sejak lama menyukai sastra terutama menulis cerpen dan juga sangat sensitif terhadap isu sosial politik.

Artikel Lainnya: