Si Cantik Juga Multitalenta
Sekilas, paras wanita satu ini mempunyai kemiripan dengan artis-artis K-Pop. Bukan hanya penampilan fisik saja yang keliatan sama, kemampuan dia menggoyangkan pinggul, melenturkan kaki dan tangan, hingga menggerakan bola mata sesuai lantunan musik tidak dapat diragukan lagi. Sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, wanita berdarah Jambi ini sudah mengikuti berbagai jenis perlombaan dance yang rutin diselenggarakan. Jadi tidak heran kemiripan Dea dengan artis-artis K-Pop bukan hanya perkara wajah tetapi juga talenta seorang anak 19 tahun dalam menari.
Selain jago melenturkan tubuh, wajah rupawannya juga menarik bagi beberapa sektor komersial. Misalnya beberapa minggu lalu ditawari menjadi model salah satu kafe ternama di sebelah utara kota Jogja. Penampilan visual yang elok tentu bukan satu-satunya faktor dia ditawari menjadi model. Mimic wajah dan kepercayaan pada potensi diri juga membawanya bisa sampai pada tahap ini. “masih banyak yang lebih cantik di luar sana, tapi sedikit saja yang percaya pada potensi dirinya,” kata wanita kelahiran 23 September ini ketika ditanya soal kepercayaan diri.
Wanita yang biasa disapa Dea ini memiliki kedekatan yang sangat erat secara emosional dengan sang ibu. Bahkan dulu Ketika masih kanak-kanak, Dea ingin suatu saat nanti bisa menggantikan peran ibunya sebagai seorang guru. Tetapi, betul-betul mengikuti jejak sang ibu sebagai guru SMA, Dea memilih menjadi guru TK/PAUD. Baginya, meskipun kedua profesi ini sama-sama disebut ‘guru’, mengajar anak-anak lebih istimewa. “mengajar anak-anak tidak membutuhkan banyak materi yang perlu dipelajari,” lanjutnya menjelaskan keunikan menjadi guru TK/PAUD. Cita-cita kecil Dea larut bersama waktu. Ketika semasa kecil dia ingin mengajari anak-anak sekarang lebih suka memainkan peran menjadi seorang sutradara. Dengan studi Ilmu Komunikasi yang ditempuh saat ini, diharapkan menjadi pintu masuk ke dalam dunia sutradara yang diimpikan Dea.
Bicara soal riwayat pendidikan, Dea termasuk anak yang memiliki jejak Pendidikan cukup bagus. Dibentuk dan ditempa dalam model sekolah boarding, membuatnya lebih mudah dalam beradaptasi dengan apa saja juga dengan siapa saja. Setelah menamatkan diri pada SMA Titian Jambi, hal pertama yang ada dipikiran Dea adalah kuliah di UGM. Tidak ada hal yang lebih membahagiakan selain mengenyam Pendidikan Psikologi di salah satu perguruan tinggi terbaik ini. Cita-cita itu sekali lagi pudar. Kali ini bukan karena waktu melainkan belum mencapai syarat yang ditentukan. Tak pelak, wanita yang memiliki phobia gelap ini mengubur dalam-dalam impiannya itu.
Di Akhir obrolan Dea mendukung penuh segala project Mudabisa. Baginya, ini merupakan Langkah awal yang baik dalam menyalurkan bakat dan hobi sebagai anak muda dan mahasiswa. Tidak lupa dia mengharapkan energi-energi positif semacam ini dengan cepat menular ke sekitar karena dampaknya akan sangat positif. “sebagai anak muda saya bangga dengan Mudabisa karena berani memulai sesuatu yang belum terpikirkan siapapun di lingkungan kampus.” Kepada seluruh tim Mudabisa Dea berpesan untuk selalu mengasah jiwa semangat dan selalu ingat motivasi awal.