Dunia Tipu-Tipu

Dunia Tipu-Tipu

Definisi dunia tipu-tipu dalam arti yang sesungguhnya adalah kehidupan di media sosial. Dimana siapapun dapat melakukan apapun dalam berbagai platform media sosial. Rasanya di dunia yang ada pada layar telepon genggam kita, hampir tidak ada yang bisa sepenuhnya dipercaya. Berbagai kasus mulai dari kebohongan kecil hingga penipuan bernilai jutaan bisa terjadi dalam dunia yang serba abu-abu ini. Lantas bagaimana seharusnya kita bersikap agar tetap bisa menikmati tanpa musibah di kemudian hari?.

Fenomena akun palsu semakin hari semakin merebak jumlahnya pada 5 tahun belakangan. Berbagai alasan diajukan oleh banyak pengguna media sosial untuk tidak menunjukkan identitas mereka yang sebenarnya. Hal ini sebenarnya baik untuk mencegah atau meminimalkan terjadinya tindak kejahatan siber. Tetapi ternyata fenomena ini juga memiliki dampak negatif yang sangat beragam. Entah karena pelakunya yang terlalu licik atau korbannya yang terlalu ceroboh. Faktanya, media sosial tetap menjadi ladang yang subur bagi tindak kejahatan.

Dalam konsep anonimitas yang diusung oleh pengguna media sosial, sebagian besar dari mereka merasa lebih aman untuk melakukan apa saja. Akibatnya, seringkali kita jumpai oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang membuat kegaduhan lalu dengan mudah menghilang begitu saja. Maraknya ujaran kebencian di media sosial juga tidak lepas dari konsep anonim karena pelakunya merasa aman dari jeratan hukum. Pelaku dengan sangat berani dan sadis menuliskan kalimat-kalimat kebencian di dunia maya karena mungkin tidak berani untuk mengungkapkannya langsung di dunia nyata.

Salah satu tokoh publik yang sangat dikenal masyarakat yaitu Deddy Corbuzier pernah sangat marah ketika salah satu anggota keluarganya dihina dengan kasar di akun instagram miliknya oleh orang tidak dikenal. Beruntungnya, karena Deddy adalah tokoh publik yang cukup memiliki pengaruh maka ia mampu mengerahkan tim untuk melacak keberadaan pelaku. Setelah pelaku teridentifikasi, Deddy segera mendatangi kediaman pelaku dengan segala usaha bahkan hingga harus pergi ke luar pulau jawa. Seperti yang sudah kita duga di awal, ketika didatangi langsung oleh korban pelaku hanya bisa menangis ketakutan sangat berbanding terbalik dengan “kegagahan” yang terlihat di media sosial. Akhirnya pelaku pun meminta maaf dengan penuh rasa ketakutan dan sangat menyesal terhadap apa yang telah ia lakukan.

Hampir semua tokoh publik yang dikenal masyarakat pasti pernah merasakan hal serupa. Bahkan ada yang sampai menganggap bahwa dihina oleh akun-akun anonim/palsu sudah menjadi makanan mereka sehari-hari. Salah satu stand up comedian terkenal bernama Pandji Pragiwaksono memiliki kesimpulan yang menurut kami menarik. Pandji berpendapat bahwa orang yang berapi-api di dunia maya biasanya mempunyai problematika tertentu di dunia nyata. Pandji mengidentikkan orang yang berperilaku jahat di media sosial adalah orang-orang yang sedih di kehidupan. Ironi memang tetapi hal tersebut ada benarnya. Media sosial kerap kali dijadikan pelampiasan dari kehidupan nyata yang berjalan tidak sesuai keinginan mereka.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNY

Menulis dan belajar banyak hal terkait fenomena Sosial, Politik, dan Kehidupan.

Artikel Lainnya: