Kategori: Sastra

Cerpen Sastra

Cinta Zoro Akan Abadi

Kapal tilong yang bersandar di dermaga hampir 5 jam itu akhirnya meninggalkan ratusan pasangan mata dengan tangis perpisahan. Tidak puas dengan pelukan perpisahan di depan pintu masuk kapal, semua penumpang kapal memenuhi sisi kiri untuk sekadar melihat wajah yang tak ingin mereka lupa. Membalas lambaian tangan yang mereka sendiri tak tahu mana lambaian untuk dirinya […]

Cerpen Sastra

Pengakuan Yusman

Kursi goyang Yusman bergerak entah beberapa jam lamanya. Teh panas yang penuh uap ketika diantar Naning pun telah dingin. Untung saja Yusman telah menghabiskan setengah teh itu sebelum uapnya menghilang. Keberadaan Hery di samping kursi goyang itu sedikitpun tak dihiraukan Yusman. Hery sibuk dengan alam pikirannya sendiri dengan kursi goyang lain. Tapi bedanya, kopi itam […]

Puisi Sastra

Meninggalkanku Sendiri Bersama

Dalam sunyi hati merindui Kasih abadi tak pernah terhenti Dalam sinar rembulan yang menyinari Kita menyatu dalam rasa mencintai Didepanmu, aku diam seribu bahasa Larut dalam melodi dan alunan rasa nyaman Seperti nada yang berlalu begitu saja Hatiku membara dalam cinta yang tak terungkapkan Andaikan aku berlari saat hariku masih pagi Jika saja aku menari […]

Puisi Sastra

Jogja: Tempat Pulang Bagi Sebagian Orang

Riuh lalu lalang orang dengan jejak yang kan terkenang Ntah ia yg merasa senang, Atau ia dengan air mata yang menggenang Ntah ia yang mengucapkan “selamat datang” Atau ia yang menantikannya tuk “cepat pulang” Jogja.. Begitulah tempat ini Orang silih berganti Datang dan pergi sesuka hati Ntah untuk pergi, atau kembali Ntah untuk merajut asa, […]

Cerpen Sastra

Cara Mengadili Pembunuh

Sebulan lalu semenjak kecelakaan itu menimpa seorang peminta-minta, zoro kembali ke tempat kejadian perkara. Kasusnya sempat heboh di media, sosial maupun tv nasional, yang mana hampir selama dua minggu meliput peristiwa naas di tempat Zoro berada sekarang. Media mengejar berita ibu paruh baya tersebut bukan untuk menuntut keadilan untuknya, toh keadilan sudah mati di negeri […]

Cerpen Sastra

Pelajaran Hati di Bulan Suci

Di sebuah perkampungan yang damai, Ramadhan telah tiba, menyebarkan aura keberkahan dan ketenangan. Warga kampung tersebut bersuka cita dalam menjalani ibadah puasa, mulai dari mempersiapkan sahur hingga buka puasa bersama. Namun, ketenangan ini segera terusik oleh kehadiran seorang anak berusia 12 tahun pada siang hari yang datang entah dari mana dan tampak luar biasa. Anak […]

Cerpen Sastra

Rebeka dan Kisah Di Atas Kertas Putih

Sudah sekian waktu kertas putih itu dibiarkan tergeletak di atas meja di sampingnya Rebeka masih menggerutu sana-sini mencari pena. Dia mengutak-atik laci meja berkali-kali, namun pena jahanam itu sulit ditemukan. Rebeka mungkin merasa bersalah pada kertas di atas meja itu. Dia sudah dilepas kosong tanpa tulisan dan Rebeka hanya membubuhkan air mata di atasnya. Kertas […]

Cerpen Sastra

Koran Nainggolan

Gang ini bukan jalan buntu. Namun, di ujung gang ada toko kelontong milik Nainggolan yang tak tertelan jaman. Usia kayu seng serta kayu penyangga sudah uzur, sedikit membuktikan ketangguhan dari masa lalu. Nainggolan bersama kelontongnya terus menunjukkan eksistensi sebagai bukti kalau tak semua hal darinya bisa diambil oleh perubahan zaman.  Hampir pasti waktu Nainggolan dihabiskan […]

Cerpen Sastra

Curhat dari Sudut Kota

Sampai saat kamu membaca cerita ini, wanita paruh baya itu belum berhenti meminta-minta. Orang-orang memanggilnya si tante begal. Wilayah aksinya di sekitar Jln. Minto, lorong sempit di sudut kota yang hanya muat untuk satu truk. Dia bekerja setiap hari. Bahkan ketika pengantar koran langganan bapak tiba, si tante begal sudah sedari tadi bekerja. Tak jarang […]